5/05/2013

rotavirus


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang

Rotavirus adalah genus dari virus RNA terdampar ganda dalam keluarga Reoviridae. Itu adalah yang menyebabkan diare yang parah di antara bayi dan anak-anak tunggal, dan hampir dua juta lebih menjadi sakit parah. Tiga dekade kemudian, diawetkan sampel agen sudah terbukti rotavirus. Dalam tahun-tahun, virus pada tikus menunjukkan berkaitan dengan virus yang menyebabkan scours. Pada tahun 1973, virus terkait dideskripsikan oleh Uskup Ruth pada anak-anak dengan gastroenteritis, di Australia.
Pada tahun 1974, Thomas Henry Flewett menyarankan nama '' rotavirus'' setelah mengamati bahwa, ketika dilihat melalui mikroskop elektron, partikel rotavirus tampak seperti sebuah roda ('' rota'' dalam bahasa Latin); nama resmi diakui oleh Komite Internasional taksonomi virus empat tahun kemudian. Pada tahun 1976, virus yang terkait yang dijelaskan dalam beberapa spesies hewan. Virus ini, semua menyebabkan gastroenteritis akut, diakui sebagai patogen kolektif yang mempengaruhi manusia dan hewan di seluruh dunia. Rotavirus serotipe dipaparkan pertama kali pada 1980, dan pada tahun berikutnya, rotavirus dari manusia pertama tumbuh dalam sel budaya yang berasal dari monyet ginjal, dengan menambahkan tripsin, (enzim ditemukan di usus dua belas jari mamalia dan sekarang dikenal untuk menjadi penting untuk rotavirus untuk mereplikasi), media budaya. Kemampuan untuk tumbuh rotavirus dalam budaya mempercepat laju penelitian, dan pada pertengahan 1980-an vaksin calon pertama yang dievaluasi.
Pada tahun 1998, vaksin rotavirus berlisensi untuk digunakan di Amerika Serikat. Uji klinis di Amerika Serikat, Finlandia, dan Venezuela telah menemukan untuk menjadi 80-100% efektif dalam mencegah parah diare yang disebabkan oleh rotavirus A, dan peneliti telah mendeteksi tidak signifikan secara statistik serius efek. Produsen, namun, mundur itu dari pasar pada tahun 1999, setelah ditemukan bahwa vaksin telah berkontribusi terhadap peningkatan risiko untuk intussusception, sejenis obstruksi usus, di salah satu bayi vaksinasi setiap 12.000. Pengalaman memicu intens perdebatan tentang risiko relatif dan manfaat dari vaksin rotavirus.
Pada 2006, dua vaksin baru melawan infeksi ditunjukkan untuk menjadi aman dan efektif pada anak-anak, dan pada Juni 2009 World Health Organization direkomendasikan bahwa vaksinasi rotavirus dimasukkan dalam semua program-program imunisasi nasional untuk memberikan perlindungan terhadap virus ini.
Rotavirus merupakan penyebab tunggal gastroenteritis pada anak kecil yang terpenting diseluruh dunia. Diperkirakan sekitar 3-5 miliar episode diare setiap tahun pada anak dibawah 5 tahun di Afrika, Asia dan Amerika Latin, menyebabkan sekitar 5 juta kematian. Negara maju memiliki angka morbiditas yang tinggi tetapi angka mortalitas yang rendah. Khasnya, sampai 50% kasus gastroenteritis akut pada anak yang dirawat diseluruh dunia disebaban oleh rotavirus.
Infeksi rotavirus biasanya meningkat selama musim dingin. Infeksi simtomatik paling sering terjadi pada anak berusia antara 6 bulan hingga 2 tahun dan penyearan tampaknya terjadi melalui rute oral fekal. Sering terjadi infeksi nosokomial.
Rotavirus muncul secara serentak. Saat usia 3 tahun, 90% anak memiliki serum antibody terhadap satu tipe atau lebih. Prevalensi antibody rotavirus yang tinggi dipertahankan pada orang dewasa, menandakan reinfeksi virus subklinis. Reinfeksi rotavirus sering terjadi setelah diperlihatkan, seorang anak hingga usia 2 tahun dapat mengalami reinfeksi hingga 5 kali. Infeksi asimtomatik lebih sering berupa reinfeksi berturut-turut. Factor kekebalan local, seperti IgA sekretoris atau interferon, penting untuk melingdungi terhadap infeksi rotavirus. Infeksi asimtomatik sering terjadi pada bayi yang berusia dibawah 6 bulan, ketika antibody maternal protektif yang didapatkan oleh neonates secar pasif masih ada. Infeksi pada neonates tersebut tidak mencegah reinfeksi, tetapi melindungi terhadap perkembangan penyakit yang berat selama reinfeksi.

1.2  Rumusan Masalah
1        Apa yang dimaksud dengan Rotavirus dan bagai mana strukturnya ?
2        Apa saja klasifikasi dan sifat antigen Rotavirus ?
3        Apa saja pathogenesis dari Rotavirus?
4        Apa saja Temuan Klinis dan Diagnosis Laboratorium dari penyakit yang di sebabkan Rotavirus?
5        Apa  Pengobatan dan Pengendalian dari Rotavirus?
1.3           Tujuan
1        Untuk mengetahui pengertian  dan struktur dari Rota virus
2.      Untuk mengetahui klasifikasi dan sifat antigen Rota virus
3.      Untuk mengetahui pathogenesis dari Rota virus
4.      Untuk mengetahui Temuan Klinis dan Diagnosis Laboratorium dari penyakit yang di sebabkan Rotavirus
5.      Untuk mengetahui Pengobatan dan Pengendalian dari Rotavirus











BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Pengertian dan Struktur  Rotavirus
            Pengertian
            Rotavirus adalah  penyebab utama penyakit diare pada bayi manusia dan hewan muda, termasuk sapid an babi muda. Infeksi pada manusia dan hewan dewasa juga sering ditemukan. Beberapa rotavirus merupakan agen diare pada bayi manusia, diare sapi Nebraska, diare epizootic pada bayi mencit, dan virus SA11 pada monyet. Rotavirus merupakan reovirus dalam hal morfologi dan strategi replikasi.
            Struktur
            Nama virus rota didasarkan pada gambaran mikroskop electron dari pinggir luar kapsid sebagai pinggiran suatu roda yang mengelilingi jari-jari yang memancar dari inti yang menyerupai pusat. Partikel-partikel mempunyai kapsid yang berkulit ganda garis tengah berkisar antara 60-70nm. Partikel-partikel virus berkulit tunggal yang tidak mempunyai kapsid luar menunjukan pinggir-pinggir luar yang kasar dan bergaris tengah 50-60 nm. Inti dalam dari partikel bbergaris tengah 33-40 nm. Partikel virus mengandung 11 segmen ARN beruntai ganda (BM total  10 X 106)
Gambar Rota virus (mikroskop elektron)
2.2       klasifikasi dan sifat antigen Rotavirus
            Rotavirus diklasifikasikan menjadi lima kelompok (A-E) berdasarkan epitop antigen pada stuktur interna protein VP6. Stuktur tersebut dapat dideteksi dengan imunofluoresensi, ELISA, dan mikroskop imuno-elektron (IEM). Rotavirus Grup A merupakan pathogen yang tersering pada manusia. Kapsid luar protein VP4 dan VP7 membawa epitop yang penting dalam aktivitas netralisasi, dengan glikoprotein VP7 sebagai antigen predominan. Antigen spesifik tipe ini berbeda diantara berbagai rotavirus dan dapat dibuktikan dengan uji Nt. Berbagai serotype telah ditemukan pada rotavirus manusia dan hewan. Beberapa rotavirus manusia dan hewan memiliki spesifikasi serotype yang sama. Misalnya, virus monyet SA11 secara antigen sangat mirip dengan serotype manusia 3. Penetapan penyandian gen yang menentukan spesifikasi stuktur dan atigen rotavirus.
            Studi epidemiologi molecular telah menganalisis isolat berdasarkan perbedaan migrasi segmen genom 11 setelah elektroforesisi RNA di dalam gel poliakrilamida. Perbedaan pada elektroforetip tersebut dapat digunakan untuk membedakan virus grup A dari grup lain, tetapi tidak dapat digunakan untuk memperkirakan serotipe.
Virus
Ukuran (nm)
Epidemiologi

Rotavirus
 Grup A







  Grup B


  Grup C

60-80







60-80


60-80

Penyebab tunggal yang terpenting (virus atau bakteri) penyakit diare berat pada bayi dan anak di seluruh dunia (pada bulan yang dingin pada iklim sedang).
Wabah penyakit diare pada dewasa dan anak di Cina.
Kasus sporadis dan kadang-kadang wabah penyakit diare pada anak.

Ya







Tidak


Tidak


2.3       Pathogenesis dari Rotavirus

            Rotavirus menginfeksi sel pada vili usus halus (mukosa lambung dan koloni tidak terkena). Virus ini bermultiplikasi di dalam sitoplasma enterosit dan mukosa mekanisme transport. Salasatu protein pengode rotavirus, NSP4, adalah enterotoksin virus dan menginduksi sekresi dengan memicu lintasan transduksi sinyal. Sel yang rusak dapat pecah dalam lumen usu dan melepaskan banyak virus, yan terlihat di feses (hingga 1010  partikel per gram feses). Eksresi virus biasanya berlangsung selama 2-12 hari pada orang yang sehat tetapi bisa lebih lama pada orang yang kekurangan gizi. Diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi akibat gangguan absorbs natrium dan glukosa karena sel vili yang rusak digantikan oleh sel kripta imatur yang tidak mengabsorbsi. Diperlukan waktu sekitar 3-8 minggu untuk mengembaliakan fungsi normal.

2.4       Temuan Klinis dan Diagnosis Laboratorium
            Rotavirus menyebabkan sebagian besar penyakit diare pada bayi dan anak diseluruh dunia tetapi tidak pada orang dewasa. Masa inkubasi selama 1-3 hari. Gejala yang khas antara lain adalah diare encer, demam, nyeri abdomen, dan muntah, yang menimbulkan dehidrasi.
            Pada bayi dan anak, kehilangan cairan dan elektrolit yang berat dapat berakibat fatal bila tidak diobati. Gejala pada pasien pada kasus yang lebih ringan berlangsung selama 3-8 hari kemudian pulih total. Namun, eksresi virus di dalam feses dapat menetap hingga 50 hari setelah awitan diare. Terjadi infeksi asintomatik dengan serokonversi. Pada anak dengan imunodefisiensi, rotavirus dapat menyebabkan penyakit yang berat dan lama.
            Orang dwasa yang kontak mungkin dapat terinfeksi, dibuktikan dengan serokonversi, tetapi jarang timbul gejala dan virus jarang terdeteksi di dalam feses. Sumber infeksi tersering adalah kontak dengan penderita anak. Namun, epidemic penyakit yang berat pernah terjadi pada orang dewasa, terutama pada populasi yang tertutup, seperti bangsal geriatri. Rotavirus grup B menyebabkan wabah besar gastroenteritis yang berat pada orang dewasa di Cina.
            Diagnosis raboratorium berupa adanya virus di dalam feses yang diambil pada awal penyakit dan saat titer antibody meningkat. Virus didalam feses dapat dilihat dengan menggunakan IEM, uji aglutinasi lateks, atau ELISA. Menentukan genotif asam nukleat rotavirus dari specimen feses dengan PCR menggunakan metode deteksi yang paling sensitif. Uji serologi dapat digunakan untuk mendeteksi kenaikan titer antibody.

2.5        Pengobatan, Pengendalian dan Pencegahan
            Pengobatan gastroenteritis adalah pengobatan suportif, untuk mengoreksi kehilangan air dan elektrolit yang dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, syok, dan kematian. Penatalaksanaan terdiri dari penggantian cairan dan pengenbalian  keseimbangan elektrolit baik secara intravena maupun oral, bila memungkinkan. Rendahnya angka moralitas pada diare infantile dinegara maju disebabkan oleh pemberian rutin pengobatan penggantian cairan yang efektif.
            Berdasarkan cara penularan melalui rute oral fekal, pengolahan limbah cair dan sanitasi merupaka tindakan pengendalian yang penting.
            Vaksin oral rotavirus hidup berdasarkan rhesus yang telah dilemahkan telah diizinkan untuk digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1998 untuk vaksinasi pada bayi. Vaksin ini ditarik setahun kemudian karena danya laporan mengenai intususepsi (sumbatan usus) sebagai efek samping yang jarang tapi serius yang disebabkan oleh vaksin. Vaksin yang aman dan efektif sangat diharapkan untuk mengurangi penyakit rotavirus diseluruh dunia.
            Mengingat penyakit  rotavirus sangat mudah menular, maka perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan. Salah satunya dengan merawat terpisah anak yang terinfeksi Rotavirus dengan anak yang sehat lainnya.
            Untuk pencegahan agar tidak terinfeksi rotavirus, pemberian  imunisasi bisa dilakukan. Apalagi, semua anak pasti pernah mengalami diare. Salah satu diare yang mengancam adalah  karena rotavirus. Perkembangan terakhir dengan teknologi kedokteran saat ini telah diemukan vaksin untuk rotavirus meskipun pemberian di Indonesia belum merata diberikan. Hal ini dikarenakan keterbatasan ketersediaan vaksin.
Ada dua jenis vaksin Rotavirus yang beredar dan bisa dipergunakan di Indonesia Kedua jenis vaksin Rotavirus ini adalah vaksin rotavirus hidup yang telah dilemahkan (live attenuated rotavirus vaccine) Cara imunisasi kedua jenis rotavirus vaksin ini adalah per-oral (diminumkan), sehingga akan terjadi replikasi rotavirus didalam saluran  pencernaan, dan virus hidup ini bisa ditemukan dalam feses /kotoran penerima vaksin rotavirus. Antigen kedua jenis rotavirus vaksin ini diperoleh dari rotavirus re-assortant (hasil replikasi dan pertukaran material genetik sesama rotavirus) dari rotavirus bovine (sapi) dengan rotavirus manusia, atau dari rotavirus simian (monyet) dengan rotavirus manusia. Atau dari rotavirus manusia


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Rotavirus adalah saah satu virus yang menyebabkan penyakit diare, terutama pada bayi. Rotavirus memiliki diameter tubuh 50-60 nm. Rotavirus menginfeksi sel-sel dalam vili usus halus dan berkembang biak alam sitoplasma enterosit dan merusak mekanisme transportnya. Sel yang rusak masuk kedalam lumen usus dan melepaskan sejumlah besar virus, yang kemudian terdapat dalam tinja. Infeksi rotavirus biasanya selama musim dingin, masa inkubasi selama 1-4 hari. Penularan melalui feses yang mengering dan disebabkan lewat udara. Gejala yang timbul akibat Rotavirus antara lain diare, demam, nyeri perut, dan muntah-muntah sehingga terjadi dehidrasi.  Karna penularannya melalui feses maka penanganan yang paling baik adalah menjaga kebersihan lingkungan dan penanganan bagi yang sudah terjangkit virus adalah dengan mengganti cairan yang hilang dengan meminumkan oralit atau cairan pengganti elektrolit lain. Sedangkan untuk pencegahannya dilakukan adalah merawat secara terpisah anak yang terinfeksi rotavirus dengan anak yang sehat dan juga dilakukan vaksinasi.








DAFTAR PUSTAKA
·         Jawet, Melnick, Adelberg.1996.Mikrobiologi Kedokteran edisi 20.EGC.Jakarta
·         Jawet, Melnick, Adelberg.1995.Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan edisi 16. EGC.Jakarta
·         www.depkes.co.id/ index

0 komentar:

Posting Komentar