BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Rotavirus adalah
genus dari virus RNA terdampar ganda dalam keluarga Reoviridae. Itu adalah yang
menyebabkan diare yang parah di antara bayi dan anak-anak tunggal, dan hampir
dua juta lebih menjadi sakit parah. Tiga dekade kemudian, diawetkan sampel agen
sudah terbukti rotavirus. Dalam tahun-tahun, virus pada tikus menunjukkan
berkaitan dengan virus yang
menyebabkan scours. Pada tahun 1973, virus terkait dideskripsikan oleh Uskup
Ruth pada anak-anak dengan gastroenteritis, di Australia.
Pada tahun 1974, Thomas Henry Flewett
menyarankan nama '' rotavirus'' setelah mengamati bahwa, ketika dilihat melalui
mikroskop elektron, partikel rotavirus tampak seperti sebuah roda ('' rota''
dalam bahasa Latin); nama resmi diakui oleh Komite Internasional taksonomi
virus empat tahun kemudian. Pada tahun 1976, virus yang terkait yang dijelaskan
dalam beberapa spesies hewan. Virus ini, semua menyebabkan gastroenteritis
akut, diakui sebagai patogen kolektif yang mempengaruhi manusia dan hewan di
seluruh dunia. Rotavirus serotipe dipaparkan pertama kali pada 1980, dan pada
tahun berikutnya, rotavirus dari manusia pertama tumbuh dalam sel budaya yang
berasal dari monyet ginjal, dengan menambahkan tripsin, (enzim ditemukan di
usus dua belas jari mamalia dan sekarang dikenal untuk menjadi penting untuk
rotavirus untuk mereplikasi), media budaya. Kemampuan untuk tumbuh rotavirus
dalam budaya mempercepat laju penelitian, dan pada pertengahan 1980-an vaksin
calon pertama yang dievaluasi.
Pada tahun 1998, vaksin rotavirus
berlisensi untuk digunakan di Amerika Serikat. Uji klinis di Amerika Serikat,
Finlandia, dan Venezuela telah menemukan untuk menjadi 80-100% efektif dalam
mencegah parah diare yang disebabkan oleh rotavirus A, dan peneliti telah mendeteksi
tidak signifikan secara statistik serius efek. Produsen, namun, mundur itu dari
pasar pada tahun 1999, setelah ditemukan bahwa vaksin telah berkontribusi
terhadap peningkatan risiko untuk intussusception, sejenis obstruksi usus, di
salah satu bayi vaksinasi setiap 12.000. Pengalaman memicu intens perdebatan
tentang risiko relatif dan manfaat dari vaksin rotavirus.
Pada 2006, dua vaksin baru melawan
infeksi ditunjukkan untuk menjadi aman dan efektif pada anak-anak, dan pada
Juni 2009 World Health Organization direkomendasikan bahwa vaksinasi rotavirus
dimasukkan dalam semua program-program imunisasi nasional untuk memberikan
perlindungan terhadap virus ini.
Rotavirus
merupakan penyebab tunggal gastroenteritis pada anak kecil yang terpenting
diseluruh dunia. Diperkirakan sekitar 3-5 miliar episode diare setiap tahun
pada anak dibawah 5 tahun di Afrika, Asia dan Amerika Latin, menyebabkan
sekitar 5 juta kematian. Negara maju memiliki angka morbiditas yang tinggi
tetapi angka mortalitas yang rendah. Khasnya, sampai 50% kasus gastroenteritis
akut pada anak yang dirawat diseluruh dunia disebaban oleh rotavirus.
Infeksi
rotavirus biasanya meningkat selama musim dingin. Infeksi simtomatik paling
sering terjadi pada anak berusia antara 6 bulan hingga 2 tahun dan penyearan
tampaknya terjadi melalui rute oral fekal. Sering terjadi infeksi nosokomial.
Rotavirus muncul
secara serentak. Saat usia 3 tahun, 90% anak memiliki serum antibody terhadap
satu tipe atau lebih. Prevalensi antibody rotavirus yang tinggi dipertahankan
pada orang dewasa, menandakan reinfeksi virus subklinis. Reinfeksi rotavirus
sering terjadi setelah diperlihatkan, seorang anak hingga usia 2 tahun dapat
mengalami reinfeksi hingga 5 kali. Infeksi asimtomatik lebih sering berupa
reinfeksi berturut-turut. Factor kekebalan local, seperti IgA sekretoris atau
interferon, penting untuk melingdungi terhadap infeksi rotavirus. Infeksi
asimtomatik sering terjadi pada bayi yang berusia dibawah 6 bulan, ketika
antibody maternal protektif yang didapatkan oleh neonates secar pasif masih
ada. Infeksi pada neonates tersebut tidak mencegah reinfeksi, tetapi melindungi
terhadap perkembangan penyakit yang berat selama reinfeksi.
1.2 Rumusan
Masalah
1
Apa
yang dimaksud dengan Rotavirus dan bagai mana strukturnya ?
2
Apa
saja klasifikasi dan sifat antigen Rotavirus ?
3
Apa
saja pathogenesis dari Rotavirus?
4
Apa
saja Temuan
Klinis dan Diagnosis Laboratorium dari penyakit yang di sebabkan Rotavirus?
5
Apa
Pengobatan dan
Pengendalian dari Rotavirus?
1.3
Tujuan
1
Untuk
mengetahui pengertian dan struktur dari Rota
virus
2. Untuk mengetahui klasifikasi dan
sifat antigen Rota virus
3. Untuk mengetahui pathogenesis dari
Rota virus
4. Untuk mengetahui Temuan
Klinis dan Diagnosis Laboratorium dari penyakit yang di sebabkan Rotavirus
5. Untuk mengetahui Pengobatan
dan Pengendalian dari Rotavirus
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Struktur Rotavirus
Pengertian
Rotavirus
adalah penyebab utama penyakit diare
pada bayi manusia dan hewan muda, termasuk sapid an babi muda. Infeksi pada
manusia dan hewan dewasa juga sering ditemukan. Beberapa rotavirus merupakan
agen diare pada bayi manusia, diare sapi Nebraska, diare epizootic pada bayi
mencit, dan virus SA11 pada monyet. Rotavirus merupakan reovirus dalam hal
morfologi dan strategi replikasi.
Struktur
Nama virus rota didasarkan pada
gambaran mikroskop electron dari pinggir luar kapsid sebagai pinggiran suatu
roda yang mengelilingi jari-jari yang memancar dari inti yang menyerupai pusat.
Partikel-partikel mempunyai kapsid yang berkulit ganda garis tengah berkisar
antara 60-70nm. Partikel-partikel virus berkulit tunggal yang tidak mempunyai
kapsid luar menunjukan pinggir-pinggir luar yang kasar dan bergaris tengah
50-60 nm. Inti dalam dari partikel bbergaris tengah 33-40 nm. Partikel virus
mengandung 11 segmen ARN beruntai ganda (BM total 10 X 106)
Gambar
Rota virus (mikroskop elektron)
2.2 klasifikasi
dan sifat antigen Rotavirus
Rotavirus
diklasifikasikan menjadi lima kelompok (A-E) berdasarkan epitop antigen pada
stuktur interna protein VP6. Stuktur tersebut dapat dideteksi dengan
imunofluoresensi, ELISA, dan mikroskop imuno-elektron (IEM). Rotavirus Grup A
merupakan pathogen yang tersering pada manusia. Kapsid luar protein VP4 dan VP7
membawa epitop yang penting dalam aktivitas netralisasi, dengan glikoprotein
VP7 sebagai antigen predominan. Antigen spesifik tipe ini berbeda diantara
berbagai rotavirus dan dapat dibuktikan dengan uji Nt. Berbagai serotype telah
ditemukan pada rotavirus manusia dan hewan. Beberapa rotavirus manusia dan
hewan memiliki spesifikasi serotype yang sama. Misalnya, virus monyet SA11
secara antigen sangat mirip dengan serotype manusia 3. Penetapan penyandian gen
yang menentukan spesifikasi stuktur dan atigen rotavirus.
Studi epidemiologi molecular telah
menganalisis isolat berdasarkan perbedaan migrasi segmen genom 11 setelah
elektroforesisi RNA di dalam gel poliakrilamida. Perbedaan pada elektroforetip
tersebut dapat digunakan untuk membedakan virus grup A dari grup lain, tetapi
tidak dapat digunakan untuk memperkirakan serotipe.
Virus
|
Ukuran (nm)
|
Epidemiologi
|
|
Rotavirus
Grup A
Grup B
Grup C
|
60-80
60-80
60-80
|
Penyebab tunggal yang terpenting
(virus atau bakteri) penyakit diare berat pada bayi dan anak di seluruh dunia
(pada bulan yang dingin pada iklim sedang).
Wabah penyakit diare pada dewasa dan
anak di Cina.
Kasus sporadis dan kadang-kadang wabah
penyakit diare pada anak.
|
Ya
Tidak
Tidak
|
2.3 Pathogenesis
dari Rotavirus
Rotavirus
menginfeksi sel pada vili usus halus (mukosa lambung dan koloni tidak terkena).
Virus ini bermultiplikasi di dalam sitoplasma enterosit dan mukosa mekanisme
transport. Salasatu protein pengode rotavirus, NSP4, adalah enterotoksin virus
dan menginduksi sekresi dengan memicu lintasan transduksi sinyal. Sel yang
rusak dapat pecah dalam lumen usu dan melepaskan banyak virus, yan terlihat di
feses (hingga 1010 partikel
per gram feses). Eksresi virus biasanya berlangsung selama 2-12 hari pada orang
yang sehat tetapi bisa lebih lama pada orang yang kekurangan gizi. Diare yang
disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi akibat gangguan absorbs natrium dan
glukosa karena sel vili yang rusak digantikan oleh sel kripta imatur yang tidak
mengabsorbsi. Diperlukan waktu sekitar 3-8 minggu untuk mengembaliakan fungsi
normal.
2.4 Temuan
Klinis dan Diagnosis Laboratorium
Rotavirus menyebabkan sebagian besar
penyakit diare pada bayi dan anak diseluruh dunia tetapi tidak pada orang
dewasa. Masa inkubasi selama 1-3 hari. Gejala yang khas antara lain adalah
diare encer, demam, nyeri abdomen, dan muntah, yang menimbulkan dehidrasi.
Pada bayi dan anak, kehilangan
cairan dan elektrolit yang berat dapat berakibat fatal bila tidak diobati.
Gejala pada pasien pada kasus yang lebih ringan berlangsung selama 3-8 hari
kemudian pulih total. Namun, eksresi virus di dalam feses dapat menetap hingga
50 hari setelah awitan diare. Terjadi infeksi asintomatik dengan serokonversi.
Pada anak dengan imunodefisiensi, rotavirus dapat menyebabkan penyakit yang
berat dan lama.
Orang dwasa yang kontak mungkin
dapat terinfeksi, dibuktikan dengan serokonversi, tetapi jarang timbul gejala
dan virus jarang terdeteksi di dalam feses. Sumber infeksi tersering adalah
kontak dengan penderita anak. Namun, epidemic penyakit yang berat pernah
terjadi pada orang dewasa, terutama pada populasi yang tertutup, seperti
bangsal geriatri. Rotavirus grup B menyebabkan wabah besar gastroenteritis yang
berat pada orang dewasa di Cina.
Diagnosis raboratorium berupa adanya
virus di dalam feses yang diambil pada awal penyakit dan saat titer antibody
meningkat. Virus didalam feses dapat dilihat dengan menggunakan IEM, uji
aglutinasi lateks, atau ELISA. Menentukan genotif asam nukleat rotavirus dari
specimen feses dengan PCR menggunakan metode deteksi yang paling sensitif. Uji
serologi dapat digunakan untuk mendeteksi kenaikan titer antibody.
2.5
Pengobatan, Pengendalian
dan Pencegahan
Pengobatan gastroenteritis adalah
pengobatan suportif, untuk mengoreksi kehilangan air dan elektrolit yang dapat
menyebabkan dehidrasi, asidosis, syok, dan kematian. Penatalaksanaan terdiri
dari penggantian cairan dan pengenbalian
keseimbangan elektrolit baik secara intravena maupun oral, bila
memungkinkan. Rendahnya angka moralitas pada diare infantile dinegara maju
disebabkan oleh pemberian rutin pengobatan penggantian cairan yang efektif.
Berdasarkan cara penularan melalui
rute oral fekal, pengolahan limbah cair dan sanitasi merupaka tindakan
pengendalian yang penting.
Vaksin oral rotavirus hidup
berdasarkan rhesus yang telah dilemahkan telah diizinkan untuk digunakan di
Amerika Serikat pada tahun 1998 untuk vaksinasi pada bayi. Vaksin ini ditarik
setahun kemudian karena danya laporan mengenai intususepsi (sumbatan usus)
sebagai efek samping yang jarang tapi serius yang disebabkan oleh vaksin.
Vaksin yang aman dan efektif sangat diharapkan untuk mengurangi penyakit
rotavirus diseluruh dunia.
Mengingat
penyakit rotavirus sangat mudah menular,
maka perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan. Salah satunya dengan merawat
terpisah anak yang terinfeksi Rotavirus dengan anak yang sehat lainnya.
Untuk
pencegahan agar tidak terinfeksi rotavirus, pemberian imunisasi bisa dilakukan. Apalagi, semua anak
pasti pernah mengalami diare. Salah satu diare yang mengancam adalah karena rotavirus. Perkembangan terakhir
dengan teknologi kedokteran saat ini telah diemukan vaksin untuk rotavirus
meskipun pemberian di Indonesia belum merata diberikan. Hal ini dikarenakan
keterbatasan ketersediaan vaksin.
Ada
dua jenis vaksin Rotavirus yang beredar dan bisa dipergunakan di Indonesia
Kedua jenis vaksin Rotavirus ini adalah vaksin
rotavirus hidup yang telah dilemahkan (live
attenuated rotavirus vaccine) Cara imunisasi kedua
jenis rotavirus vaksin ini adalah per-oral (diminumkan), sehingga akan terjadi
replikasi rotavirus didalam saluran pencernaan, dan virus hidup ini bisa
ditemukan dalam feses /kotoran penerima vaksin rotavirus. Antigen kedua jenis
rotavirus vaksin ini diperoleh dari rotavirus re-assortant (hasil replikasi dan
pertukaran material genetik sesama rotavirus) dari rotavirus bovine (sapi)
dengan rotavirus manusia, atau dari rotavirus simian (monyet) dengan rotavirus
manusia. Atau dari rotavirus manusia
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Rotavirus adalah saah satu virus
yang menyebabkan penyakit diare, terutama pada bayi. Rotavirus memiliki
diameter tubuh 50-60 nm. Rotavirus menginfeksi sel-sel dalam vili usus halus
dan berkembang biak alam sitoplasma enterosit dan merusak mekanisme
transportnya. Sel yang rusak masuk kedalam lumen usus dan melepaskan sejumlah
besar virus, yang kemudian terdapat dalam tinja. Infeksi rotavirus biasanya
selama musim dingin, masa inkubasi selama 1-4 hari. Penularan melalui feses
yang mengering dan disebabkan lewat udara. Gejala yang timbul akibat Rotavirus
antara lain diare, demam, nyeri perut, dan muntah-muntah sehingga terjadi
dehidrasi. Karna penularannya melalui
feses maka penanganan yang paling baik adalah menjaga kebersihan lingkungan dan
penanganan bagi yang sudah terjangkit virus adalah dengan mengganti cairan yang
hilang dengan meminumkan oralit atau cairan pengganti elektrolit lain.
Sedangkan untuk pencegahannya dilakukan adalah merawat secara terpisah anak
yang terinfeksi rotavirus dengan anak yang sehat dan juga dilakukan vaksinasi.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Jawet, Melnick,
Adelberg.1996.Mikrobiologi Kedokteran edisi 20.EGC.Jakarta
·
Jawet, Melnick, Adelberg.1995.Mikrobiologi
Untuk Profesi Kesehatan edisi 16. EGC.Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar