4/29/2013

Sang Pejuang data



       Saat malam datang ketika semua orang tidur terlelap dari lelahnya sang siang, terlelap dimanjakan sinar rembulan dan berhiaskan bunga impian, tak banyak dari mereka yang tau bahkan mungkin tidak tau bahwa saat mereka terlelap sekelompok orang sedang memperjuangkan nasib mereka , sekelompok orang yang rela berpura pura tidak mengenal waktu, rela tak merasakan heningnya malam, rela menghabiskan malam didepan monitor komputer, rela untuk memejamkan mata walau hanya beberapa waktu, itu semua demi nasib mereka.
          Mungkin kau bertanya-tanya siapa sekelompok orang yang rela memperjuangkan nasib mereka? Dan siapa mereka? .. sekelompok orang yang rela memperjuangkan nasib mereka adalah Para Pejuang Data. Mereka bekerja mengolah data yang diharapkan akan membuat nasib manis untuk ribuan orang, dan mereka? mereka adalah ribuan orang yang diperjuangkan nasibnya oleh para pejuang data.
          Waktu bagi para pejuang data adalah hal yang sangat berharga, kenapa tidak? Karena semakin banyak waktu yang mereka punya mereka akan dedikasikan untuk mengolah data. Hidup nya, pekerjaan nya selalu berpacu dengan waktu apalagi saat deadline pengumpulan data didepan mata mereka akan berjuang sekuat tenaga. Bayangkan pekerjaan yang sangat banyak dan tak mudah apalagi harus berkoneksi dengan network, pasti banyak hambatan dan rintangan tapi mereka tetap gigih, semangat dan ikhlas memperjuangkan ribuan nasib orang banyak.
          Aku begitu dekat dengan salah satu pejuang data disalah satu kabupaten, menurut pandangan ku ia sdikit berubah saat pekerjaannya menjadi klimaks awal tahun 2013 mengenai (DAta). Walaupun rumah kita sangat dekat intensitas bertemu jadi tak seperti dulu, mungkin karena kita sama-sama punya kesibukan. Sering kali aku coba menghubungi dia saat waktu belajarku usai sekitar jam10 malam berharap dia bisa ku ajak sharing walau hanya sekejap, namun ia selalu menjawab “saya sedang sibuk pekerjaan banyak dan deadline” atau “besok subuh jam 4 saya harus ke Jakarta”  bahkan malam minggu dan hari minggu pun ia bilang  “maaf hari ini saya lembur” . Sedikit rasa cemburu pada pekerjaannya yang begitu banyak dan sesekali aku merasa sudah tak dipedulikan lagi tapi aku selalu ingat pesannya bahwa ia harus berpacu dengan waktu untuk menyelesaikan data-data dan nanti bila nasib mereka berhasil diperjuangkan semua akan kembali seperti semula.  Waktupun terus berlalu akhirnya nasib mereka telah diperjuangkan dan semua kembali seperti semula.
          Aku ingat satu hal yang ia katakan pada ku, bahwa setelah nasib mereka menjadi manis tak ada dari mereka yang datang menemui para pejuang data untuk mengucapkan terimakasih atas jasanya memperjuangkan nasib mereka. Tidak seperti sebelum nya mereka datang menemui para pejuang data untuk menanyakan kapan nasib manis mereka akan terwujudkan. Aku menarik kesimpulan dari ucapannya bahwa sang pejuang data hanya berharap jasanya dibalas dengan ucapan terimakasih tak berharap lebih.  Begitu mulianya mereka Sang Pejuang Data.
          Suatu saat nanti pasti akan rindu saat saat itu, saat rela berpura pura tidak mengenal waktu, rela tak merasakan heningnya malam, rela menghabiskan malam didepan monitor komputer, rela untuk memejamkan mata walau hanya beberapa waktu,.Semoga perjuangan panjang yang melelahkan menjadikan kepuasan tersendiri bagi para pejuang data, semoga kesehatan , keselamatan dan rezeki yang berlimpah selalu Allah berikan untuk para pejuang data.


Ku tulis sepenggal kisah kesibukan mu agar orang-orang tau, sumertriangel tau bahwa dirimu mydarl SANG PEJUANG DATA.

First place on first day @ Shah alam , I-CITY dan Gentinghighland (merasakan dahsyatnya cuaca extreme gentinghighland)




          Waktu menunjukan pukul 08.00 malam tepatnya ka ishwan datang menjemput kami dengan menggunakan kereta kuning kami menuju KLIA untuk menjemput saudara-saudara dari Indonesia yang baru tiba di Malaysia upss… kereta itu sebutan untuk mobil. Setelah kami bertemu dengan mereka lalu….. its time to pusing-pusing @ Malaysia .. diawali dengan mengunjungi sebuah masjid di shah alam , masjid yang megah dan luas, baguuuuuuuss bangett tapi sayang nya aku engga sempet foto karena kamera disimpan di ransel.huhuh.. selama perjalanan menuju masjid shah alam, aku benar-benar terpukau dengan keadaan jalan raya yang aku lewati sepanjang jalan tak ku jumpai rumah atau kedai (kedai=warung) tak kutemui kemacetan yang biasanya aku jumpai setiap hari di bandung, bahkan aku tak melihat motor yang melaju di jalan raya yang  kulihat semua kendaraan adalah kereta. Jalan raya yang ku temui adalah jalan tol jadi di KL hampir semua jalan raya adalah jalan tol, kemanapun hendak mengunjungi tempat di KL pasti keluar masuk tol. Dan canggihnya jalantol sudah d setting dengan menggunakan card prabayar jadi tinggal menempelkan card ke mesin tol atau tinggal menempelkan electronic tol ke kaca mobil kita bisa lewat begitu saja jadi, tak ada kata mengantri untuk membayar tol .
          Setibanya di masjid shah alam sekitar jam 10 malam aku, bibi Oom dan uwa Tina melaksanakan solat isya disana tapi, aku melihat Nampak berbeda suasana masjid saat itu karena sepanjang koridor masjid dijajaki stand-stand berjualan dari mulai stand baju, stand aksesoris, stand makanan, stand buku-buku stand parfum, stand sandal dan masih banyak lagi stand yang berjajar sepanjang koridor masjid kalo bisa dibilang mirip dengan  suasana siang hari masjid agung Bandung. Aku sempat bingung dengan tempat wudhu dan tempat sholat disana karena begitu luasnya area masjid  kita harus berjalan lumayan jauh kearah belakang masjid dan kita akan temukan sebuah ruangan tempat wudhu yang luas  bisa dibilang sekitar 50 keran untuk wudhu berjajar di dalam nya dan ada sekitar 20 tandas (tandas=wc) itu khusus wanita belum lagi yang pria, banyak bangett bukan? Malam itu sangat sepi hanya kita bertiga yang melakukan wudhu di dalamnya setelah selesai wudhu kami mencari tempat sholat setelah mencari-cari  ternyata masjid ada di lantai atas jadi kita harus naik ke atas  menaiki 45 anak tangga setelah itu kita mesti berjalan lagi melewati sebuah lapangan yang berlantaikan keramik barulah kita menemukan surau (surau=masjid), lumayan jauhh bukan?ibadah plus berolah raga hihihi..
          Saudara-saudara kami menunggu kami sholat, menunggu di sebuah pendopo taman  di sebrang masjid, ditempat itulah aku bertemu dengan saudara-saudara di Malaysia ada ka Eda, ka Wan, Ka Ishwan, Ka Eny, ka Nizam dan ka Nurul, mereka menjamu kami dengan masakan rumahan menunya mirip makanan Indonesia tapi rasanya beda …
          Perutpun sudah terisi tampak tak keroncongan lagi, kamipun melanjutkan perjalanan menuju kos an ka ishwan tapi diperjalanan aku yang nampak mulai lelah mata mulai mengantuk tiba-tiba menjadi kuat dan mata menjadi terbuka karena cahaya lampu dan degradasi cahaya lampu yang di suguhkan sepanjang jalan di I-City..subhanalloh malam yang begitu indah ,sungguh indah banget hamparan taman dengan berbagai bunga,pohon-pohon dan hiasan taman yang dipenuhi dengan lampu-lampu warna warni seperti sedang didalam negeri lampu (hahaha).. tak bosan aku memandangi hamparan taman yang penuh dengan gemerlap cahaya lampu, yang paling terihat indah yaitu bianglala karena  bianglala yang besar menjulang tinggi ke angkasa dan penuh dengan hiasan lampu..  lagi-lagi dalam hati aku tersenyum mengucapkan bnyak terimakasih kepada my angga, karena my angga tlah mengajak ku ke Malaysia di tempat ini untuk kedua kalinya aku merasakan malam yang begitu indah, malam yang selalu berhiaskan cahaya dari warna-warna keindahan … (fireworks malam tahun baru dan gemerlap I-City)

             Perjalanan pun dilanjutkan menuju kos an ka ishwan setelah sampai di kos an ka ishwan tak lama kita diam disana kamipun melanjutkan perjalanan menuju Genting highland, my angga yang duduk disebelahku Nampak mulai teretidur dan aku pun ikut tertidur, tapi kita tidak bisa tidur nyenyak di dalam mobil karena setibanya di bawah daerah genting highland jalan raya mulai berkelok –kelok belokan jalannya sangat curam dan menanjak seperti mau naik ke atas gunung .. dan perjalanan inilah pengalaman seru yang baru aku rasakan , aku merasakan seperti sedang berada di arena sirquit sepang yang sedang mengikuti balapan mobil, kecepatan mobilnya 140km/jam dan itu stabil(gileeee , anggap ajah rio haryanto yang nyupir hahahah), bayangkan betpa syocknya jantung ku badan kebanting banting ke kanan ke kiri  di tambah kabut tebal dan hujan turun cuaca extreme dinginnnnn..berrrrr .. memang jagoan berkendara orang sana.. hahah.. sekitar jam 2 pagi kami sampai di apartement Selangor, saat turun dari mobil waaaaaaa uda kaya di dalam kulkas badan menggigil gigi gemetar.. malam itu aku tidur d apartment lantai 14, tidur dengan kondisi kedinginan jadi tidur nya tidur ga tidur,,hahah ,
 
Foto jam 2 pagi di apartment terlihat kabut seperti di dalam lemari es
My angga dan ghulam terlihat sangat kedinginan bersembunyi dibalik selimbut
Suasana pagi-pagi di apartment saat bersiap menuju suatu tempat di puncak gentinghighland
Paginya aku bangun jam lima langsung aku mandi sekalian kedinginan tapi beneran loo jadi ga dingin .. Pagi itu aku sarapan bersama dengan menu mie rebus dan bakso, makanan itu bukan khas disana tapi itu kami bawa dari Indonesia (hehehe) setelah sarapan kita pun menuruni apartment dan berjalankaki sedikit mendaki ke atas melewati lembah yang indah di bawahnya dan sampai di suatu tempat … tobe continue…