12/12/2013

tanpa bercanda

Gais .. Aku galau .. Aslina .. Hari ini sedikit bumbu terjadi antara aq dn dia ( kles) tp uda slese sih .. Cuma permslhannya itu terjadi karena  lagi2 aq g tepat waktu brcandanya (mnurut dia gtuu ).. Entahlah gais perasaan mun aku bercnda asa salah waktu terus .. Kumaha atuh solusi  nya?? .. Pokonya aq bkln coba hubungan tanpa " joke" sterah klo dia mw joke .. Tp aku mncoba untuk tdak .. Menghindari kesalahan yang sm ..
#seriusan wae lah

12/08/2013

Disini langit menangis (dadas)

7.55 pm .. Malam minggu .. Gais malam minggu biasanya time is " wakuncar" bagi yang sedang merasakan waktu bagian remaja dan sekitar nya pasti sangat menunggu malam ini tapi ga mutlak wakuncar kudu satnite malam yg lainnya juga bisa but uda jd cri khs bgt malming itu wakuncar... Tapi sihoreng teh aq malah nyesehan di malam ini padahal mlm ini sngat dingin dan diluar langit sedang menangis  gais... Bru aku sadari ternyata aku teu di apelan, hiks, pantesan langit diluar menangis meren ya nyengcerikan si aku ... "makasi ya langit uda  pengrtian" y da aku te waktu bagian remaja dan sekitar nya  jdi puna hasrat hoyong di apelan. Seminggu aktifitas berharap sehari refresh bisa patepang raray pa amprok jonghok.. pan aku rindu..  
#siakudadas

11/19/2013

SELASA 1 MEI 2012 RITUAL YANG ANEH


MALAM INI ditengah2 kesibukan ku mengerjakan tugas mengenai salah satu mata kuliah instrumentasi yaitu membuat resuma jurnal of HPLC  aku juga terhubung dengan beberapa teman ku yang sibuk juga mengerjakan pr yang sama yah ceritanya minta bantuan penjelasan dikit-dikit dan  aku juga slalu menyempatkan koneksi lewat sms  dengan pacarku meskipun  rumah kita dekat.  Hal yang selalu membuat aku dan teman –teman merasa kewalahan mengerjakan tugas mengenai jurnal, secara tulisannya pure text book maklum masih abal-abal menguasai bahasa inggris, saat sedang menulis,mengetik jurnal dan smsan tiba-tiba aku kelimpungan mencari penghapus karet,uhhhh,,, hal yang biasa dan sepertinya sudah menjadi kebiasaan teraneh dalam hidupku kupikir sedari sd bahkan tk sampai aku sekarang mahasiswa ritual kehilangan penghapus Karet sudah menjadi kebiasaan, tak pernah penghapus yang ku beli bakalan habis karena digunakan tapi selalu saja ujung-ujungnya hilang. Padahal sering banget aku membeli penghapus tapi al hasil hilang lagi dan lagi berbagai bentuk penghapus pernah kubeli dari yang panjang,kotak,bulat, bergambar,  khusus test,sampai seperti lipstick pun aku punya tapi semua tinggal kenangan.Karena lagi koneksi sama a angga aku cerita lewat sms kalo aku hilang penghapus, begin isms nya
Aku        : “a .. neng lagi sedih,,,
A angga : “ sedih kenapa? (panik)
Aku         : “ hiks..hiks.. penghapus neng hilang yang” (mendramatisir)
A angga   : “ astagfiruloh, ilang dimana? Lupa nyimpen kali yang” (ikutan dramatisir)
Aku          : “  ga tau a, besop neng mau bikin sayembara dikelas, mengenai penghapus hilang”
A angga   : “ INALILAHI, semoga cepet ketemu yah “
Aku          : ( hening )
A angga    : “ yayang jangan karna hilang penghapus neng jadi frustasi, sampe ga bales sms a “
Aku          : “waaaaaaa?? Frustasi ga segitunya kale” ( merasa berlebihan)
A angga    : “ neng lucu banget malem ini ilang penghapus sampe sedih,,hahahha”
Aku     : “ gubrak.. lebih lucu aa , a ikutan riwehhh mendramatisir “
A angga : (hening)
Berbagai cara telah kulakukan untuk mencegah terjadinya ritual itu dari member inisial di penghapus,sampe ga pernah dipinjemin sama temen tapi tetep hilang.. tuhann.. sampai kapan ini terjadi.. apa kalian juga pernah merasakan ???ritual yang anehh bukann, .
            DAN ritual aneh ke 2, lagi lagi tiap mau nge print hemm printeran suka caper gitu pake acara ngadat segala. Ini yang bikin badmood kadang berubah giliran hati senang karena tugas selesai disisi lain hati berubah menjadi galau karna prinan error ,engga banget. Sudah seringkali printer pintar ini dibawa ke bengkel service printer, ceritanya printer pintar Kenapa ??? karena printer ini punya 3 kemampuan yaitu ngeprint,scan dan fotokopy. Canggih banget pokonya, tapi saking canggih nya sampai jadi ribet error satu ya error semua. Hahahha,, kesel nya minta ampun deh kalo printer pintar caper lagi apalagi kalo tugas nya deadline serasa “dikejar macan sambil ngesot” tapi Cuma satu jurus andalan ku yaitu “sabar dan mngoprek-oprek” siapa tau tiba-tiba aku di beri keahlian mendadak sama tuhan buat nyadarin printer pintar yang lagi caper, tukang servis pribadi dan dadakan ,,wkwkwk… ya ampun cinn , dari jam 10 ampe jam 12 mujizat belum datang juga ke diri aku, susah banget mau ngeprint . dengan hati sabar dan berlaga bisa menyadar kan si printer aku tak lupa berdoa “ tuhan, aku ngantuk nih ,, tolong sadarkan  dan kasihanilah hambamu ini yang kaya akan tugas kuliah” . berharap mendapatkan solusi aku sms a angga  “ yang dari jam 10 ampe midnite neng ngeprint ga bisa teruss nih “ meskipun aku ga minta pertolongan tapi aku harap ada solusi dari kegalauan ku malam  ini .. hiks . satu jam pun berlalu dan aku masih mencoba menjadi tukang servis printer di satu sisi aku berharap a angga bales sms aku ternyata hp ku “hening”. Benerkan mujizat datang setelah bersabar beberapa jam dan sok soan menjadi tukang servis akhirnya printer pintar sadar, lembar demi lembar kertas dikeluarkan dari mulut si pintar menyajikan jerih payah ku mala mini dengan memuaskan hasilnya. Malam ini benar-benar aku mendapatkan pelajaran betapa pentingnya kesabaran dan berdoa

1.55 am galau

1.  SEDANG MENIKMATI MASA-MASA INI!!!
2.  GA MAU KOMEN ! ITU PUNYA MU MANGGA WAE
3.  HARUS SEKOLAH YG BERGELAR AMD AK ALIAS AHLI MADYA ANALISA KEPEKAAN #G PEKA IH
4. SELALU  BEGITU. TP  ENTAR JUGA NGERASAIN GIMANA RSANYA MODE ON SILENT
5.   TAK APA BEGITU .. SEMUA INDAH PADA WAKTUNYA .MUNGKIN

Penggalauan hari Rabu


Tinggal 3 minggu lagi aku di Sukabumi, rasanya 2 bulan terasa lama,,, hari ini aku dines pagi dan rasanya lelah sekali (skip) inginnya pulang ke kosan bisa chat with my darl berharap bisa menghilangkan sedikit penat  tapi nampaknya dia juga sedang badmood..  alhasil beginilah sedikit tambahan bumbu lagi dalam hubungan kita.. terlihat dirimu ingin sangat dimengerti .. tapi katamu secara tidak langsung aku seperti yang tak bisa mengerti dirimu ..  padahal aku hanya ingin sedikit bergurau .. bukan untuk mengganggu …  GALAU .. ############################################################################################################################################################################################################################################################################################################################################################hujan pagar

konsep kewirausahaan untuk bisnis laboratorium tugas


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan . Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.
Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda dimasa mendatang.
Indonesia entrepreneurial skill untuk bisa menekan sekecil mungkin tingkat kemiskinan yang tinggi. Menngandalkan investor asing untuk membuka lapangan kerja tidaklah cukup, menghimbau kepada perusahaan untuk tidak mem-PHK karyawan atau buruhnya juga sulit diwujudkan. Salah satu cara atau jalan terbaiknya adalah mengandalkan sector pendidikan utnuk mengubah pola piker lulsannya dari berorientasi mencari kerja menjadi mencetak lapangan kerja sendiri alias menjadi wirausahawan mandiri.
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak oang yang menafsirkan dan memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru dilakukan ‘usahawan” atau “wiraswasta”. Pandangan tersebut tidaklah tepat, karena jiwa dan sikap kewirausahaan (entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai pemerintahan, mahasiswa, guru, dan pimpinan organisasi lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasar dari latar belakang masalah di atas, penulis merumusakan masalah sebagai berikut.
  1. Bagaimana karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan?
  2. Bagaimana sikap dan kepribadian kewirausahaan?
  3. Bagaiman motif berprestasi kewirausahaan?
C. Tujuan Penulisan
  1. Untuk mengetahui karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan.
  2. Untuk mengetahui sikap dan kepribadian kewirausahaan.
  3. Untuk mengetahui motif berprestasi kewirausahaan.








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Karakteristik dan Nilai-Nilai Hakiki Kewirausahaan
Wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Karena itu, ia selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil. Tindakannya tidak didasari oleh spekulasi melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil resiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimisme yang tinggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya bukan tujuan akhir
Beberapa ciri kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli seperti di atas, secara ringkas dikemukakan oleh Vernon a Musselman (1989:155), Wasty Sumanto (1989), dan Geoffey Meredith (1989:5) dalam bentuk ciri-ciri berikut.
  1. Keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri.
  2. Kemampuan untuk mengambil resiko.
  3. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman.
  4. Memotivasi diri sendiri.
  5. Semangat untuk bersaing.
  6. Orientasi pada kerja keras.
  7. Percaya pada diri sendiri.
  8. Dorongan untuk berprestasi.
  9. Tingkat energi yang tinggi.
  10. Tegas.
  11. Yakin pada kemampuan sendiri.
Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam “Entrepreneurship and Small Enterprise Development Repor” (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) dikemukakan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, di antaranya memiliki ciri-ciri:
  1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas (assertive).
  2. Berorientasi pada prestasi yang tercermin dalam pandangan dan bertindak (sees and acts) terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring.
  3. Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi juga oleh sifat dan kepribadian seseorang. The officer of Advocacy of Small Business Administration (1989) yang dikutip oleh Dan Steinhoff dan John F Burgess (1993:37) mengemukakan bahwa kewirausahaan yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian.
Menurut Ahmad sanusi (1994) ada beberapa kecenderungan profil pribadi wirausaha yang dapat diangkat dari kegiatan sehari-hari, di antaranya:
  1. Tidak menyenangi lagi hal-hal yang sudah terbiasa/ tetap/ sudah teratur/ diatur dan jelas. Ia selalu bosan dengan kegiatan rutin sehingga timbul harapan-harapan dan keinginan untuk selalu berubah, ada tambahan, pengayaan, atau perbaikan mutu (nilai tambah yang berbeda).
  2. Makin berani, karena merasa perlu untuk menunjukkan sikap kemandirian atau prakasa atas nama sendiri.
  3. Suka berimajinasi dan mencoba menyatakan daya kreativitas serta memperkenalkan hasil-hasilnya kepada pihak lain.
  4. Menyatakan suatu prakarsa setelah gagasan awalnya diterima dan dikembangkan, serta dapat dipertanggungjawabkan dari beberapa sudut. Prakarsa dianggap tidak final, bahkan terbuka untuk modifikasi dan perubahan.
  5. Sikap hati-hati dan cermat mendorong kesiapan bekerja sama dengan pihak lain yang sama-sama mencari kemajuan dan keuntungan. Akan tetapi, jika perlu, ia harus ada kesiapan untuk bersaing.
  6. Ujian, godaan, hambatan, dan hal-hal yang tidak terduga dianggap tantangan untuk mencari berbagai ikhtiar.
B. Sikap dan Kepribadian Kewirausahaan
Alex Inkeles dan david H. Smith (1974:19-24) adalah salah satu di antara ahli yang mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern. Menurut Inkeles (1974:24) kualitas manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciri-cirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca perubahan sosial, lebih realitas terhadap fakta dan pendapat, berorientasi pada masa kini dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu, berencana, percaya diri, memiliki aspirasi, berpendidikan dan mempunyai keahlian, respek, hati-hati, dan memahami produksi.
Orang yang terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru akan lebih siap untuk menanggapi segala peluang, tantangan dan perubahan sosial, misalnya dalam mengubah standar hidupnya. Orang-orang yang terbuka terhadap ide-ide baru ini merupakan wirausaha yang inovatif dan kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan. Menurut Yurgen Kocka (1975), “Pandangan yang luas dan dinamis serta kesediaan untuk pembaharuan, bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan industri, tidak lepas dari suatu latar belakang pendidikan, pengalaman perjalanan yang banyak” (Yuyun Wirasasmita, (1982:44). Dalam konteks ini, juga dijumpai perpaduan yang nyata antara usaha perdagangan yang sistematis dan rasional dengan kemampuan bereaksi terhadap kesempatan-kesempatan yang didasari keberanian berusaha. Wirausaha adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang pantas diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusian yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan.
Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat dan kemampuan serta pikiran untuk menaklukkan cara berpikir yang tidak berubah, dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap oposisi sosial (Heijrachman Ranupandoyo, 1982;1). Wirausaha berperan dalam mencari kombinasi-kombinasi baru yang merupakan gabungan dari lima proses inovasi, yaitu menemukan pasar-pasar baru, pengenalan barang-barang baru, metode produksi baru, sumber-sumber penyediaan bahan-bahan mentah baru, serta organisasi industri baru. Wirausaha merupakan inovator yang dapat menggunakan kemampuan untuk mencari kreasi-kreasi baru.
Dalam perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator atau organisator penting suatu perusahaan. Menurut Dusselman (1989:16), seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai berikut:
  1. Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan menerima ide-ide baru.
  2.  Keberanian untuk menghadapi resikop, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian.
  3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi (1) usaha perencanaan, (2) usaha untuk mengkoordinir, (3) usaha untuk menjaga kelancaran usaha, (4) usaha untuk mengwasi dan mengevaluasi usaha.
  4. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan usaha.
Telah dikemukakan di atas bahwa wirausaha adalah inovator dalam mengombinasikan sumber-sumber bahan baru, teknologi baru, metode produksi baru, akses pasar baru, dan pangsa pasar baru (Schumpeter, 1934). Oleh Ibnu Soedjono (1993) perilaku kreatif dan inovatif tersebut dinamakan “entrepreneurial action”, yang ciri-cirinya (1) selalu mengamankan investasi terhadap risiko, (2) mandiri, (3) berkreasi menciptakan nilai tambah, (4) selalu mencari peluang, (5) berorientasi ke masa depan.
Perilaku tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai kepribadian wirausaha, yaitu nilai-nilai keberanian menghadapi risiko, sikap positip, dan optimis, keberanian mandiri, dan memimpin, dan kemauan belajar dari pengalaman.
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik eksternal maupun internal. Menurut Sujuti Jahja (1977), faktor internal yang berpengaruh adalah kemauan, kemampuan, dan kelemahan. Sedangkan faktor yang berasal dari eksternal diri perlaku adalah kesempatan atau peluang.
C. Motif Berprestasi Kewirausahaan
mukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi (Gede Anggan Suhandana, 1980:55). Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Teori motivasi pertama kali dikemukakan oleh Maslow (1934). Ia mengemukakan hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan itu bertingkat sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization needs).
Kebutuhan berprestasi wirausaha (n’Ach) terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibanding sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif  berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada
  2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.
  3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
  4. Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan.
  5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fifty-fifty). Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.
Kebutuhan akan kekuasaan (n’Pow), yaitu hasrat untuk mempengaruhi, mengendalikan, dan menguasai orang lain. Ciri umumnya adalah senang bersaing, berorientasi pada status, dan cenderung lebih berorientasi pada status dan ingin mempengaruhi orang lain.
Kebutuhan untuk berafiliasi (n’Aff), yaitu hasrat untuk diterima dan disukai oleh orang lain. Wirausaha yang memiliki motivasi berafiliasi tinggi lebih menyukai persahabatan, bekerja sama daripada persaingan, dan saling pengertian. Menurut Stephen P. Robbins (1993:214), kebutuhan yang kedua dan ketigalah yang erat kaitannya dengan keberhasilan manajer saat ini.
Ahli psikologi lain, Frederik Herzberg (1987) dalam teori motivation-hygiene mengemukakan bahwa hubungan dan sikap individu terhadap pekerjaannya merupakan dua faktor dasar motivasi yang menentukan keberhasila kerja, yaitu faktor yang membuat orang lain merasa puas (satisfaction) dan faktor yang membuat orang tidak merasa puas (dissatisfaction). Faktor internal yang membuat orang memperoleh kepuasan kerja (job- satisfaction) meliputi prestasi (achievement), pengakuan (recognition), pekerjaan (the work itself), tanggungjawab (responsibility), kemajuan (advancement), dan kemungkinan berkembang (possibility of growth). Sedangkan faktor yang menentukan ketidakpuasan (dissatisfaction) adalah upah, keamanan kerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu pengendalian teknis, mutu hubungan interpersonal (Gibson, 1990:95).
Menurut Nasution ada tiga fungsi motif, yaitu:
  1. Mendorong manusia untuk menjadi penggerak atau sebagai motor yang melepaskan energi.
  2. Menentukan arah perbuatan ketujuan tertentu.
  3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan untuk mencapai suatu tujuan dengan menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat bagi pencapaian tujuan itu.
Menurut Zimmerer (1996:3) ada beberapa peluang yang dapat diambil dari kewirausahaan, yaitu:
  1. Peluang untuk memperoleh kontrol atas kemampuan diri.
  2. Peluang untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki secara penuh.
  3. Peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial.
  4. Peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat dan menghargai usaha-usaha seseorang.

D.     Pola Pikir Wirausahawan
1.      Percaya diri
Seorang wirausaha harus percaya diri terhadap apa yang dikerjakannya. Karena jika it tidak punya rasa percaya diri ia tidak akan pernah maju.

2.      Berorientasi pada prestasi
Segala sesuatu yang kita lakukan pasti memiliki risiko. Seberat apapun risikonya, seharusnya tidak menjadi halangan bagi seseorang untuk mengambil keputusan atau berwirausaha.
3.      Berjiwa independen
Dalam mengambil keputusan untuk melakukan suatu kebijakan, seorang wirausaha harus memutuskannya sendiri. Ia juga harus tegas dalam berpendirian. Jika tidak, ia akan mudah terpengaruh oleh orang lain yang mungkin saja bisa merupakan hal-hal negatif yang membahayakan.
4.      Kreatif dan inovatif
Untuk mencapai kesuksesan, kreatif dan inovatif sangatlah dibutuhkan karena persaingan dalam bidang kewirausahaan sangatlah ketat. Bisa dibilang hal ini salah satu faktor besar yang menentukan sukses tidaknya usaha seseorang.
5.      Ulet dan tekun
Berwirausaha bukanlah hal yang mudah, jadi perlu keuletan dan ketekunan untuk berwirausaha yang benar agar tercapai sebuah kesuksesan.

E.    Konsep Proses Kewirausahaan
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Sebuah inovasi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal tersebut misalnya pendidikan dan pengalaman.
Contoh faktor eksternal nya adalah aktivitas, peran,dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34).
1.         Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
2.         Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap “jalan”, tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3.         Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi
4.         Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.















BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan kepribadian seseorang. The officer of Advocacy of Small Business Administration. bahwa kewirausahaan yang berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian.
Seperti telah diungkapkan bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi
  1. Saran
Disarankan mahasiswa yang menkaji tentang Ilmu Ekonomi Islam mampu memiliki sifat-sifat seperti yang dikemukakan di atas, agar mnejadi seorang Ekonom yang handal di bidang wirausaha, seperti yang diharapkan.




DAFTAR PUSTAKA
Hendro. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga. 2011.
Kasali Rhenald. Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan : PT Mizan Publika. 2010.
Justin G Longecker, Kewirausahaan, Manajemen Usaha Kecil. Yogyakarta : Salemba Empat. 2000.
Mas’ud Machfoedz, Kewirausahaan, Suatu Pendekatan Kontemporer, Yogyakarta : UPP AMP YKPN. 2004.